Kenali Agar Tak Salah Pilih
Daging sapi merupakan komoditas pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya menjelang Idul Fitri. Permintaan masyarakat yang cukup tinggi ini kadang-kadang dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan pribadi, misalnya dengan mencampur daging sapi dengan daging babi. Oleh karena itu masyarakat sebagai konsumen harus jeli dalam memilih daging yang akan dibeli.
Berikut ini panduan dari Badan Karantina Pertanian yang dapat digunakan untuk mengenali jenis daging agar masyarakat tidak salah membeli yang akhirnya dapat merugikan konsumen itu sendiri misalnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya.
Untuk daging sapi ada beberapa ciri-ciri untuk membedakan apakah daging masih segar atau sudah mulai busuk, antara lain :
- Jika dilihat dari baunya, daging sapi segar akan mengeluarkan aroma segar. Dengan kata lain, memiliki bau khas “sapi” yang lembut tidak menusuk hidung. Sementara itu, daging sapi busuk akan berbau amis, anyir, tengik, bahkan masam tidak wajar.
- Warna daging merah cerah segar dan mengkilat, tidak pucat dan tidak kotor. Lemaknya bertekstur keras berwarna putih kekuningan, terlihat ototnya berserat halus. Jika warna daging sapi berwarna hijau atau berwarna cokelat kehijauan, ini tandanya daging sudah busuk.
- Daging sapi segar bertekstur padat dan kenyal, tapi tidak kaku. Jika ditekan dengan jari, permukaannya akan kembali seperti semula. Daging sapi yang kualitasnya buruk akan terasa lembek ketika ditekan, tidak kembali ke posisi semula. Daging ini juga mudah hancur bila ditekan. Daging yang sudah busuk juga akan terlihat berlendir dan terasa lengket di tangan.
- Penampilan daging sapi segar tampak lembap, warna merahnya merata terbebas dari noda atau bercak asing. Daging yang berkualitas buruk kelihatan apek, lesu, dan kusam, ada juga yang memiliki noda bercak hitam atau putih kehijauan.