Mari kita Jauhi Virusnya, Bukan Orangnya !!
Banyak pasien dan tenaga kesehatan yang mendapatkan stigma buruk terkait virus covid-19 baik itu pasien yang berstatus odp/pdp. Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat terhadap covid-19 mulai terbentuk. Namun upaya menjaga jarak ini jangan sampai kelewatan. Terutama tenaga kesehatan yang telah merawat pasien dengan alat alat seadanya. Saat ini mereka adalah garda terdepan untuk mengatasi masalah covid 19 ini.
Jaga jarak boleh, tetapi jangan sampai kita mengusir dan mengucilkan karna mereka juga adalah korban. Karna jika kita kucilkan itu yang malah berbahaya. Siapapun yang merasakan gejalanya akan menjadi enggan untuk melapor. Jika mereka enggan melapor karna takut di kucilkan yang rugi adalah kita semua.
Bahkan seharusnya dalam kondisi saat ini kita harus membantu memberi suport kebutuhan mereka supaya mereka tidak harus keluar rumah. Jika mereka keluar rumah maka yang ada adalah bahaya bagi orang lain. Sama juga dengan jenazah. Setiap Rumah sakit sudah memiliki protokol dan SOP penanganan jenazah, selain di kafani mereka juga di bungkus secara khusus. Sama sekali tidak masalah di makamkan dimanapun. Karena setelah dikuburkan jenazah tersebut tidak akan menyebarkan virus.
Berdasarkan pernyataan kepala kedokteran forensik dan medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya yaitu dr Edi Suyanto SpF SH MH “secara ilmiah ilmu kedokteran korban atau jenazah kemungkinan menularnya sudah tidak ada. Apalagi virus corona. Virus corona harus hidup pada inangnya. Jika inanya sudah mati maka virusnya juga mati sama dengan HIV/AIDS dan H5N1. Jelas ini tidak akan menularkan”
Untuk itu mulai dari sekarang di harapkan kepada masyarakat lebih baik lagi dalam menyikapi masalah corona ini. Mari kita bangun solidaritas. Hindari stigma/ diskriminasi yang malah justru membuat orang dengan gejala takut untuk jujur dan sehingga rantai penyebaran virus ini dapat segera di putus.