Sukseskan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Di Masa Pandemi : Cuci Tangan Pakai Sabun-Gunakan Masker Jika Keluar Rumah-Jaga Jarak Minimal 1 Meter Dari Orang Lain-Hindari Kerumunan-Kurangi Mobilitas-Vaksinasi Covid-19 Lengkap

Berita

Kabupaten OKU Terima Penghargaan Capai Target Deteksi Kasus Lumpuh Layu

Rusmini WiyatiJan 31, 2023
PLT Kepala Dinas Kesehatan Kab OKU bersama Tim Surveilans

Polio dapat ditularkan dari orang ke orang melalui makanan/minuman yang terkontaminasi virus, biasanya melalui fekal-oral. Bila seorang anak terinfeksi virus polio maka virus yang masuk ke tubuh akan berkembang di usus kemudian virus dikeluarkan melalui tinja ke lingkungan dan menyebar dengan cepat, terutama pada kondisi dengan sanitasi lingkungan yang buruk. Virus Polio tidak bisa berkembang dan dapat mati bila tidak menemukan inang yang rentan, sehingga jika semua/sebagian besar anak telah diimunisasi polio maka virus polio akan kesulitan menemukan anak yang rentan.

Indonesia bersama dengan negara SEARO (South-East Asia Regional Office) lainnya telah menetapkan target global, yaitu tercapainya eradikasi polio di tahun 2026. Untuk mencapai target tersebut maka pemerintah melakukan straregi berupa penemuan kasus suspek AFP (surveilans AFP) dimana kasus Non-Polio AFP Rate lebih dari sama dengan 2 per 100.000 penduduk pada usia < 15 tahun .

Surveilans AFP merupakan tulang punggung program eradikasi polio yang ditujukan untuk menemukan semua Polio diantara semua kasus kelumpuhan yang bersifat layuh dan akut. Surveilans AFP mampu mengidentifikasi kasus polio baru dan mendeteksi importasi virus polio dari daerah lain. Sehingga mampu memastikan kapan virus telah sepenuhnya tereradikasi. Surveilans AFP sendiri difokuskan pada penemuan kasus lumpuh layu mendadak pada anak kurang dari 15 tahun.

Selain itu, campak juga menjadi perhatian baik di tingkat nasional maupun internasional. Campak merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Campak sendiri disebabkan oleh virus campak yang ditularkan melalui droplet (percikan ludah). Umumnya, campak dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak terlalu memiliki dampak buruk jika terjadi pada dewasa. Namun, campak dapat menimbulkan dampak berat, seperti kecacatan pada kandungan hingga kematian jika terjadi pada ibu hamil dan bayi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia bersama dengan negara lainnya menetapkan target regional Asia Tenggara, yaitu eliminasi campak-rubela/CRS di tahun 2023. Dalam mencapai target tersebut maka dibuatlah strategi, yaitu penemuan kasus demam-ruam sebanyak mungkin untuk dilakukan pemeriksaan serologi di laboratorium campakrubela/CRS untuk mendapatkan kasus bukan campak dan bukan rubella (discarded rate) ≥ 2/100.000 penduduk yang membuktikan kasus demam-ruam bukan disebabkan oleh virus campak/rubela sebagai indikator eliminasi campak-rubela/CRS.

Di tahun 2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu berhasil mencapai target tersebut dengan Non-Polio AFP Rate sebesar 2,01 dan Discarded Rate lebih dari 2/100.000 penduduk. Sertifikat penghargaan dari Kemenkes RI untuk Kab.OKU diberikan atas capaian target indikator kinerja deteksi kasus suspek AFP dan suspek campak dalam pengiriman specimen di tahun 2022. Selain Kabupaten OKU, penghargaan yang sama juga diberikan kepada Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan Kabupaten Lahat. (Kontributor : Ezmeyralda, SKM)